The Science of Sleep

Dulu sewaktu SMP, ada fenomena aneh yang terjadi pada diriku. Aku tidak tahu kenapa, tetapi prestasiku terus memburuk. Peringkatku di kelas turun dari 1 ke 2, ke 3, bahkan sampai 4. Baiklah, masalah peringkat itu tidak begitu penting bagiku. Tapi, yang aku pertanyakan adalah kenapa rasanya aku menjadi semakin bodoh? Ya, aku menjadi lama berpikir, aku lebih sulit fokus, dan kurang teliti.

Selain itu, aku juga mudah stres. Masalah-masalah kecil saja membuatku merasa sangat sedih. Bahkan aku sempat berpikir untuk bunuh diri. Untunglah, aku berhasil melewati semua itu. Belakangan ini, aku akhirnya tahu banyak hal yang menyebabkan semua itu. Tapi, kali ini aku akan membahas satu hal yang kelihatannya paling sepele: TIDUR.

1. Tidur itu bukan cuma buang-buang waktu saja


Mungkin ada yang pernah dengar kata-kata seperti ini: "Kalian itu masih kecil, jangan kebanyakan tidur. Lebih baik gunakan waktu kalian untuk belajar dan hal-hal yang bermanfaat." Kata-kata itu memang ada benarnya. Tapi, akan sangat berbahaya kalau sampai ada yang berpikir, "Hmm... jadi sebaiknya aku kurangi tidurku agar bisa melakukan lebih banyak hal."

SALAH! Tidur itu bukan cuma buang-buang waktu saja. Saat tidur, tubuh kita melakukan banyak hal. Tubuh kita melakukan perbaikan terhadap dirinya sendiri, baik secara fisik maupun mental. Tidur juga penting untuk pertumbuhan. Dan tentunya, tidur itu sangat penting untuk mengistirahatkan otak kita. Kalian tahu, sebagian otak kita sangat aktif ketika tidur. Itulah juga sebabnya mengapa kita bisa bermimpi.

Waktu tidur yang dibutuhkan

Jadi, kalian sekarang tahu kalau waktu tidur itu penting. Jangan tidur kurang dari 7 jam sehari. Usahakan tidur minimal 8 jam sehari. Tapi, juga jangan kebanyakan tidur. Kalau kamu tidur 12 jam sehari kamu gak akan sehat tapi badan sakit semua karena dipukulin bapakmu :D

2. Tidur itu ada tahapan-tahapannya


Kalau kita tidur di malam hari, tubuh kita tidak melakukan hal yang sama terus-menerus sampai pagi. Ada beberapa fase dalam tidur, yaitu:

Fase pertama, fase tidur ringan. Pada tahap ini kita baru bersiap untuk memasuki fase berikutnya. Kita belum benar-benar tidur, tubuh kita masih bisa bergerak. Kalau kita terbangun pada fase ini, kita merasa seperti belum tidur sama sekali.

Fase kedua, fase tidur yang nyenyak. Pada tahap inilah tubuh kita beristirahat dan memperbaiki dirinya setelah lelah bekerja seharian. Kalau kita terbangun pada fase ini, kita akan merasa sangat lelah dan ngantuk.

Fase ketiga, fase REM (Rapid-Eye Movement). Pada tahap ini bola mata kita bergerak dengan cepat, itulah kenapa disebut fase REM. Yang menarik adalah, tubuh kita lumpuh pada fase ini, tetapi otak kita sangat aktif. Hal ini memastikan agar saat kita bermimpi, kita tidak bangun, kemudian berjalan dan menabrak tembok :D

Pada grafik diatas digambarkan 4 tahap (N1, N2, N3, REM). Di sini aku menulis hanya 3 tahap karena tahap N2 dan N3 hampir sama

Satu siklus lengkap berlangsung selama sekitar 90 menit, sehingga setiap fase rata-rata berlangsung selama 30 menit. Fase-fase ini berulang beberapa kali hingga kita terbangun di pagi hari, namun lamanya tidak sama. Menjelang pagi hari, fase REM akan berlangsung lama, sehingga kita cenderung untuk bermimpi ketika hendak bangun. Dan tentu saja, bagi setiap orang lama siklus ini berbeda-beda. Tapi setidaknya hal ini bisa menjadi panduan bagi kita untuk memasang alarm (kalau memang perlu), yaitu dengan kelipatan 90 menit dari waktu kita tidur. Harap diingat mungkin ada waktu beberapa menit sebelum kita masuk ke fase pertama.

3. Kurang tidur itu sama berbahanya dengan mabuk


Kalian sering menonton acara berita di TV? Kalau ada berita tentang kecelakaan, kebanyakan penyebabnya karena "sopir mengendarai bus sambil mengantuk" atau "pengemudi motor berkendera sambil mabuk". Ada satu hal lagi yang sama berbahanya dengan mabuk ketika dilakukan sambil berkendara, yaitu SMS. Tapi sepertinya itu tidak usah dibahas, sudah cukup jelas.

Kembali lagi ke topik kita tadi, kurang tidur itu bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng, meskipun cuma 1 jam. Ketika kurang tidur, kita akan sulit berkonsentrasi, menjadi pelupa, kurang teliti, mood menjadi tidak stabil, mudah ngantuk dan malas. Dengan efek negatif seperti masihkah terpikir olehmu untuk menunda waktu tidur?

Namun, yang ini baru asyik, aku menemukan sebuah penelitian yang isinya sangat mengejutkan. Yaitu, pada hari pertama kita begadang, tubuh kita tidak akan menjadi lemas melainkan akan mengalami euforia. YAY! Aku pernah mencoba begadang suatu hari, dan ternyata di pagi harinya aku merasa sangat bersemangat. Waktu itu aku belum tahu tentang penelitian ini. Tapi sekarang aku paham ada alasannya. Otak kita akan memproduksi lebih banyak dopamin (hormon yang menimbulkan kegembiraan) ketika kurang tidur. Bahkan terapi ini juga pernah dicobakan kepada pasien depresi dan hasilnya bagus. Tapi, jangan coba-coba melakukannya lebih dari satu hari. Bukan euforia yang didapat tetapi malah depresi :D

Sekian saja untuk kali ini. Sebenarnya ada hal lain yang menarik dibahas tentang tidur yaitu mengenai mimpi, misalnya lucid dreaming. Tapi, pengetahuanku tentang itu belum cukup banyak. Dan aku juga jarang menulis karya ilmiah jadi maaf kalau ada banyak kesalahan di sana-sini. Tapi tidak apa-apa, tujuanku membuat tulisan ini cuma agar orang-orang bisa sedikit memperbaiki hidupnya dengan memperbaiki pola tidurnya. Anyway, terima kasih telah membaca! :)

Sumber Referensi:

http://www.helpguide.org/articles/sleep/how-much-sleep-do-you-need.htm
http://www.sleepdex.org/insufficient.htm
https://www.youtube.com/watch?v=SVQlcxiQlzI

Comments

Popular posts from this blog

Why Is Hatsune Miku So Popular?

The Story of a JKT48 Fan - Part 2: All About JKT48

Speaker Pertama Saya: Oontz Angle Solo