The Story of Aaron Swartz
Image from en.wikipedia.org |
Ingatkah kalian dengan gambar ini? 2 tahun yang lalu, situs-situs besar di internet melakukan aksi 'blackout' sebagai wujud protes terhadap SOPA (Stop Online Piracy Act) dan PIPA (PROTECT IP Act). Aku yakin sebagian besar orang yang menggunakan internet pasti tahu tentang peristiwa ini. Namun, sepertinya tidak banyak yang tahu tentang kisah yang akan kuceritakan. Ini adalah kisah salah satu orang yang menentang SOPA dan PIPA. Ini adalah kisah tentang Aaron Swartz.
Image from mashable.com |
Memangnya siapa itu Aaron Swartz?
Aaron Swartz bukan orang yang biasa. Bisa dibilang dia adalah seorang jenius. Sejak kecil, dia sudah suka sekali dengan pemrograman. Pada usia 13 tahun, dia terlibat dalam pembuatan RSS. Pada usia 15 tahun, dia terlibat dalam pembuatan Creative Commons. Lalu pada usia 20 tahun, dia menjadi salah satu pendiri situs reddit.
Image from creativecommons.org |
Menarik sekali, bukan? Ya, tapi kisah Aaron tidak berhenti sampai di sini. Biasanya kita mendengar kisah tentang orang-orang yang berbakat di bidang pemrograman, lalu membuat perusahaan besar, kemudian sukses dan menjadi orang-orang terkaya di dunia. Namun, apa yang selanjutnya dilakukan Aaron menjadikannya berbeda dari yang lain.
Pada akhir tahun 2010, Aaron mendownload jutaan jurnal ilmiah dari perpustakaan online JSTOR melalui jaringan MIT. Dia menaruh sebuah laptop yang dia beri nama "Ghost Laptop" di ruang basement MIT, kemudian ia menggunakan script python untuk mendownload dokumen-dokumen dari JSTOR secara otomatis. Dia meninggalkan laptop itu selama berminggu-minggu dan berhasil mendownload 70 GB data yang berisi sekitar 4,8 juta artikel.
Image from www.alumni.cam.ac.uk |
Kenapa Aaron melakukan hal semacam itu?
Dia tidak suka jika ada orang-orang yang menyimpan informasi untuk dirinya sendiri. Dia berpendapat bahwa informasi seharusnya dibagikan kepada seluruh dunia, agar semua orang dapat menikmatinya. Oleh karena itu, dia sangat tidak setuju dengan sitem JSTOR, yang mengumpulkan jutaan jurnal-jurnal ilmiah lalu "menjual" jurnal-jurnal tersebut dengan harga mahal sehingga hanya sebagian orang saja yang bisa menikmatinya.
"Information is power. But like all power, there are those who want to keep it for themselves."
- Aaron Swartz
***
Sebelum melanjutkan, aku ingin kalian tahu kalau aku pertama kali tahu tentang Aaron Swartz dari blognya Handy Putranto. Aku sudah pernah cerita tentang blognya di postku yang dulu, Reading the Whole Blogs (intinya, ini ada hubungannya dengan JKT48). Kalau ada yang tertarik, silakan cek dulu. Kalau tidak, lanjut terus saja.
***
Sayang sekali, kisah Aaron Swartz harus berakhir dengan tragis. Pada tanggal 11 Januari 2013, saat usianya baru 26 tahun, Aaron Swartz tewas bunuh diri di apartamennya.
Apa yang telah terjadi sehingga dia nekat mengakhiri hidupnya sendiri?
Kembali lagi ke kasus JSTOR tadi. Pihak MIT dan JSTOR akhirnya mencurigai ada sesuatu yang janggal. Pihak berwenang menyelidiki kejanggalan ini, dan mereka menemukan laptop yang masih menyala di ruang basement. Bukannya mengambil laptop itu, mereka malah memasang CCTV di ruang tersebut, sehingga mereka dapat mengetahui siapa yang menaruh laptop di situ.
Maka, perbuatan diam-diam yang selama ini dilakukan Aaron Swartz akhirnya terungkap. Dia akhirnya ditangkap dan didakwa atas tuduhan 4 tindak kejahatan. Di pengadilan, Aaron Swartz mengaku tidak bersalah atas semua tuduhan, dan dia membayar uang jaminan sebanyak $100.000. Untuk sementara waktu, Aaron Swartz dapat menghirup udara bebas. Dia bahkan sempat mengikuti gerakan anti SOPA dan PIPA. Seperti yang kita tahu, dia (kita) berhasil. Pada akhirnya rancangan undang-undang SOPA dan PIPA dibatalkan.
Namun, kasus yang dihadapinya masih terus berlanjut. Sebenarnya pihak JSTOR dan MIT sudah menyatakan bahwa mereka bersikap netral dan tidak ingin menuntut Aaron, tapi pemerintah Amerika Serikat masih bersikeras menuntut Aaron. Pada perkembangan selanjutnya, Aaron mendapat 9 tuduhan baru sehingga total tuduhan yang dihadapinya menjadi berjumlah 13. Dia terancam hukuman 35 tahun penjara dan denda 1 juta dollar.
Aaron depresi. Selama dua tahun dia harus menghadapi kasus yang seolah-olah tidak ada titik terangnya. Dia mengasingkan diri dari teman-teman dan keluarganya. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk bunuh diri.
"Aaron dead. World wanderers, we have lost a wise elder. Hackers for right, we are one down. Parents all, we have lost a child. Let us weep."
- Sir Tim Berners-Lee, inventor of the World Wide Web
Aaron telah pergi. Kita semua telah kehilangan sosok yang sangat berjasa dalam dunia internet. Meskipun begitu, pemikirannya akan terus hidup dan menginspirasi orang-orang untuk berbuat baik. Marilah kita bersama-sama meneruskan cita-citanya yang luhur, "to make the world a better place".
***
Image from imdb.com |
Sebagian besar isi dari tulisan ini berasal dari film dokumenter The Internet's Own Boy: The Story of Aaron Swartz. Kalau kalian mau nonton, tinggal cari judulnya di google dan download. Jarang kan, ada film keren yang menayangkan Creative Commons di bagian akhir creditnya (atau dengan kata lain, gratis). :D
Comments
Post a Comment
What do you think?