Harimau! Harimau!

Setelah sebelumnya aku membuat review buku SUPERNOVA (Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh), kali ini aku mereview buku Harimau! Harimau!.  Sebenarnya buku ini sudah cukup tua, pertama kali terbit tahun 1975. Awalnya aku agak ragu membaca buku tua seperti itu. Tapi, banyak yang bilang kalau buku ini sangat bagus. Ada juga yang bilang kalau ini masterpiece dari Mochtar Lubis (aku sebenarnya belum tahu siapa dia). Karena kebetulan di rumah ada buku ini, aku iseng saja membacanya. Dan aku tidak menyesal sama sekali.

***

Cover Harimau! Harimau! 2008

Saat membaca bagian pertama buku ini, langsung terasa sekali setting jadulnya. Bumi masih diliputi oleh hutan-hutan yang terhampar luas, dukun masih dihormati oleh masyarakat, dan orang diukur kesaktiannya berdasarkan jumlah istrinya. Meskipun aku suka teknologi, tapi aku juga suka cerita tentang jaman di mana belum ada internet seperti ini. Menurutku menarik, dapat membayangkan seperti apa dunia di masa lalu.

Di awal buku, masing-masing tokoh diperkenalkan secara singkat. Ada tokoh haji, ahli silat, anak muda, dsb. Kelihatannya biasa-biasa saja, tapi semakin jauh membaca buku ini, akan semakin terlihat watak dan jalan pikiran masing-masing tokoh itu.

Cerita utama dari buku ini adalah petualangan tujuh orang penduduk Desa Air Jernih yang mencari damar ke hutan. Setelah serangkaian peristiwa ganjil terjadi, tiba-tiba mereka bertemu dengan seekor harimau besar yang sedang kelaparan. Mereka berusaha melarikan diri, tapi satu per satu anggota kelompok itu jatuh jadi korban terkaman harimau.

Di bawah tekanan yang sangat hebat seperti ini, akhirnya mereka tidak dapat lagi menahan diri. Masing-masing mulai menunjukkan sisi mereka yang selama ini selalu disembunyikan. Orang yang nampaknya ceria dan sederhana ternyata telah melakukan banyak kejahatan yang tak terhitung di masa lalu. Bahkan pemimpin yang disegani dan dihormati ternyata hanyalah seorang pengecut dan penipu.

Namun, akhirnya mereka berhasil melewati pertarungan berhari-hari yang melelahkan badan maupun pikiran. Pertarungan dengan harimau, dengan teman mereka, bahkan dengan hati nurani mereka sendiri. Kemudian semuanya menjadi lebih jelas. Mereka merasakan sesuatu yang segar telah memasuki diri mereka, seakan-akan menghapuskan semua beban yang selama ini menimpa diri mereka. Mereka telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga...

"Sebelum membunuh harimau yang buas, bunuhlah lebih dahulu harimau dalam hatimu sendiri"

Comments

Popular posts from this blog

Why Is Hatsune Miku So Popular?

The Story of a JKT48 Fan - Part 2: All About JKT48

Speaker Pertama Saya: Oontz Angle Solo