The Story of a JKT48 Fan - Part 3: Finding My Oshi
Saat pertama masuk SMA, aku tidak punya banyak teman. Banyak orang yang belum aku kenal. Tapi, pada hari pendaftaran, aku duduk satu meja dengan seseorang dari SMP lain. Setelah berkenalan, ternyata dia orangnya asik diajak bicara. Semenjak itu kami menjadi teman akrab.
Kemudian, pada saat kami sedang mengerjakan tugas bersama, hal itu terjadi. Aku bilang bahwa aku ngefans dengan JKT48, dan ternyata dia juga! Oshinya adalah Veranda. Lalu kami pun menjadi semakin dekat setelah itu. Setiap hari kami berbicara tentang JKT48. Entah itu tentang giginya Melody yang kuning, tentang mukanya Akicha yang dingin, ataupun tentang Stella yang ikut main film Bima Satria Garuda, kami tak pernah kehabisan bahan pembicaraan. Sampai suatu hari, dia menyatakan bahwa dia sudah tidak terlalu suka lagi dengan JKT48. x_x
Mari kita bicarakan temanku yang lain. Temanku yang satu ini sebenarnya tidak suka dengan JKT48. Tapi, dia punya hobi lain yaitu memelihara ikan, khususnya ikan karnivora atau yang dia sebut "Iwak Galak". Dia suka sekali dengan ikan. Dia punya kolam sendiri di rumahnya untuk memelihara puluhan ikan piranha yang dia miliki. Dia juga punya 2 buah akuarium untuk menampung ikan-ikan eksotis. Semua yang dia lakukan di internet - entah itu di Youtube, Whatsapp, ataupun Twitter - pasti berhubungan dengan ikan. Dia juga merupakan bagian dari komunitas pecinta ikan "Iwak Galak Yogyakarta".
Cukup bicara tentang ikan. Walaupun dia punya hobi yang berbeda denganku, tapi entah kenapa dia selalu mendukung kecintaanku terhadap JKT48. Bahkan pernah suatu hari, dia bilang padaku, "Kamu gak pernah ikut kegiatan apa-apa? Lha gimana, masak cuma nonton dari TV dan Youtube doang. Gak seru!"
Aku tersentak. Ternyata selama ini aku belum pernah melakukan apa-apa. Aku belum pernah datang ke teater, aku belum pernah nonton konser, ataupun sekedar berkumpul dengan komunitas fans JKT48 yang berada di kota Klaten. Yang lebih parahnya lagi, kecintaanku terhadap JKT48 diragukan oleh seseorang yang bahkan tidak tahu apa-apa tentang itu. Aku tidak bisa terus seperti ini. Maka saat itu juga kuputuskan untuk berbuat sesuatu.
Kebetulan, saat aku sedang browsing, aku menemukan informasi bahwa pada bulan Desember 2013 JKT48 akan konser di Jogja! Setelah sekian lama menunggu JKT48 datang ke Jogja, akhirnya impian itu sekarang menjadi nyata. Ini adalah kesempatan yang tidak akan kusia-siakan. Maka, beberapa hari kemudian, aku sudah siap dengan tiket konsernya. Aku juga sudah siap dengan chant yang akan kuteriakkan. Aku tidak pernah lebih siap dari ini.
Namun, kesulitan telah menghadang. Tepat seminggu setelah aku memegang tiket konser itu, guruku berkata bahwa ujian semester akan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember. Padahal konser dijadwalkan tanggal 1 Desember, tepat sehari sebelum ujian. Ini adalah mimpi buruk. Masalahnya bukan hanya bagaimana aku bisa belajar untuk ujian itu, tapi juga bagaimana aku minta izin dengan orang tuaku? Mereka pasti tidak memperbolehkan aku pergi. Apalagi dari dulu aku memang jarang keluar rumah.
Syukurlah, setelah berjuang merengek kepada ayah dan ibuku, akhirnya aku diperbolehkan untuk menonton konser. Rencanaku kembali berjalan seperti semula. Tinggal menghitung hari hingga konser itu digelar.
Hari yang aku tunggu-tunggu pun datang. Aku sudah tidur lebih awal semalam agar tidak mengantuk saat konser malam nanti. Rencananya aku ingin belajar terlebih dahulu sebelum berangkat, tapi aku tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran. Jadi, aku menghabiskan pagi hari itu dengan main laptop.
Siang harinya, aku pergi ke rumah temanku sesuai yang telah disepakati. Meskipun aku harus bersusah payah mencari rumahnya, akhirnya ketemu juga. Dan kami pun berangkat ke Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tempat diadakannya konser JKT48 (aku tahu yang kalian pikirkan, aku juga heran kenapa bisa begitu).
Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Dari kejauhan sudah terlihat ribuan orang berbaju merah yang sedang menunggu konser sambil menonton pertunjukan Rookie Boom. Setelah menukarkan tiket, kami pun melihat-lihat booth merchandise. Seperti yang kuduga, semua barang-barang yang dijual sana pasti mahal-mahal. Mengingat dompetku yang tipis, aku tidak membeli apa-apa. Satu hal penting yang kami lakukan sebelum konser adalah pergi ke toilet. Ya, karena kebelet buang air di tengah konser itu rasanya pasti sangat menyiksa.
Langit senja semakin gelap. Kami pun bergegas menunaikan ibadah sholat maghrib, sedangkan temanku yang Kristen langsung mengantri di depan gerbang. Setelah selesai sholat, aku langsung berlarian menuju pintu utama, kemudian ikut berdesak-desakan dengan ribuan orang lainnya yang juga ingin segera masuk ke tempat konser. Keadaan di sana sangat panas dan sumpek, dan aku harus bersusah payah selama 10 menit hanya untuk melewati pintu masuk yang jaraknya hanya beberapa meter.
Akhirnya aku sampai di tribun B, sesuai dengan tiket yang kubawa. Sebelum konser dimulai, diputar beberapa MV JKT48. Awalnya cukup menyenangkan, tapi setelah 1 jam menunggu, para fans mulai tidak sabar. Aku pun juga mulai mengantuk, aku jadi berpikir bagaimana ujianku besok?
Tiba-tiba, terdengar suara seorang perempuan yang membuat seluruh gedung menjadi hening. Aku agak lupa apa yang dia katakan, intinya dia bilang bahwa konser akan segera dimulai, lalu beberapa peraturan selama konser berlangsung, dan terakhir dia berteriak, "SEMANGAT SEMUANYA? AKU SHANIAAAA!"
Lampu dimatikan, semua orang berdiri, dan sekitar 3000 lightstick diangkat serentak. Inilah overture... J...K...T...48! Oi oi oi oi! Lalu, tibalah saat yang kutunggu. Pertama kalinya au melihat JKT48 secara langsung. Beberapa member naik ke atas panggung. Dari kostumnya, aku sudah tahu, ini pasti lagu Tsundere!
Tapi, ternyata aku salah melakukan perhitungan. Awalnya kupikir aku bisa melihat mereka dari dekat. Ternyata posisiku jauhnya puluhan meter dari panggung. Aku bahkan tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Ini sangat buruk. Aku sama sekali tidak bisa menikmati pertunjukan. Apalagi sebenarnya aku belum hafal dengan lagu Tsundere, jadi aku tidak bisa ikut ngechant. Aku sangat kecewa.
Tapi, ternyata aku salah melakukan perhitungan. Awalnya kupikir aku bisa melihat mereka dari dekat. Ternyata posisiku jauhnya puluhan meter dari panggung. Aku bahkan tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Ini sangat buruk. Aku sama sekali tidak bisa menikmati pertunjukan. Apalagi sebenarnya aku belum hafal dengan lagu Tsundere, jadi aku tidak bisa ikut ngechant. Aku sangat kecewa.
Di lagu berikutnya, Manatsu no Christmas Rose, keadaan tidak berubah. Aku masih belum bisa menikmatinya. Lagu ketiga, Aitakatta. Aku sangat tahu lagu ini. Tapi aku sudah terlanjur kehilangan semangat. Aku mulai berpikir kalau seharusnya aku tidak menonton konser ini. :(
Tiba-tiba, ada sesuatu yang membuat mataku terbuka lebar. Rasanya seperti sebuah keajaiban. Aku melihatnya, dengan senyumannya yang indah, entah kenapa aku kali ini aku begitu gembira saat melihatnya, Stella Cornelia. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Aku telah melupakan semua hal lain dan seluruh perhatianku tertuju padanya. Aku tidak menyesal telah menonton konser ini.
Akhirnya aku benar-benar larut dalam konser. Ternyata konser ini jauh lebih seru dari yang aku duga. Saat lagu Gomenne Summer, sebagian wota yang ada di tribun tidak ngechant seperti biasa. Namun, mereka menyanyikan lagu parodi dari Bayu Skak, "Kuburan samaan, wetan dalan..." Gila! Lalu pada lagu Sakura no Shiori, mereka menerbangkan ribuan pesawat kertas ke udara. Pemandangan menjadi terlihat begitu indah. Meskipun saat para fans meminta ankoru agak kacau karena tidak adanya koordinasi, tetapi pertunjukan tetap berjalan dengan baik. Bahkan dalam tiga lagu terakhir, orang-orang meneriakkan chant dengan kompak dan penuh semangat. Aku pun ikut berteriak, dan teriakanku yang paling keras adalah, "CHOUZETSU KAWAI, STELLA!"
Konser ini dapat menyisakan sebuah senyuman di wajahku hingga keesokan harinya. Semua ini tidak akan terjadi kalau bukan karena Stella. :P
Tapi, seperti yang kita tahu, beberapa hari kemudian Stella graduate dari JKT48. Sesuatu yang sangat berat karena aku baru saja menemukan oshiku, dan aku harus kehilangannya begitu cepat. Sebenarnya, aku punya keinginan untuk datang ke Jakarta dan menonton pertunjukan theater terakhirnya. Namun, aku tidak cukup berani untuk itu. Jadi, tanggal 28 Desember aku hanya duduk sambil memegang handphone menunggu satu per satu tweet muncul memberitahukan apa yang terjadi malam itu. Aku hanya bisa memandangi timeline sambil tersenyum. Hingga akhirnya hari berganti, dan akun @stellaJKT48 resmi berubah menjadi @stella_scw.
Setelah hari itu, ada sebuah pertanyaan yang muncul dalam benakku: "Stella atau JKT48?" Pertanyaan ini cukup membuatku pusing selama berbulan-bulan. Namun akhirnya aku berhasil membuat sebuah keputusan, dan aku pun memilih JKT48. Terima kasih Stella, karena telah menjadi bagian dari kisah hidupku.
Comments
Post a Comment
What do you think?